Jumat, 03 Desember 2010

polusi udara dan dampaknya

Sumber Polusi Udara

Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. [Karbon monoksida]adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam [smog fotokimia] adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.

Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan [pemanasan global yg mempengaruhi;

Kegiatan manusia

* Transportasi
* Industri
* Pembangkit listrik
* Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar
* Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

Sumber alami

* Gunung berapi
* Rawa-rawa
* Kebakaran hutan
* Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi

Sumber-sumber lain

* Transportasi amonia
* Kebocoran tangki klor
* Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan akhir sampah
* Uap pelarut organik

[sunting] Jenis-jenis pencemar

* Karbon monoksida
* Oksida nitrogen
* Oksida sulfur
* CFC
* Hidrokarbon
* Ozon
* Volatile Organic Compounds
* Partikulat

[sunting] Dampak
[sunting] Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
[sunting] Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
[sunting] Hujan asam

pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

* Mempengaruhi kualitas air permukaan
* Merusak tanaman
* Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
* Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

[sunting] Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

* Pencairan es di kutub
* Perubahan iklim regional dan global
* Perubahan siklus hidup flora dan fauna

[sunting] Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Menurut World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001 terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir 100%. Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik (misal: kadar timbal/Pb yang tinggi) . World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Polusi udara yang terjadi sangat berpotensi menggangu kesehatan. Menurut perhitungan kasar dari World Bank tahun 1994 dengan mengambil contoh kasus kota Jakarta, jika konsentrasi partikulat (PM) dapat diturunkan sesuai standar WHO, diperkirakan akan terjadi penurunan tiap tahunnya: 1400 kasus kematian bayi prematur; 2000 kasus rawat di RS, 49.000 kunjungan ke gawat darurat; 600.000 serangan asma; 124.000 kasus bronchitis pada anak; 31 juta gejala penyakit saluran pernapasan serta peningkatan efisiensi 7.6 juta hari kerja yang hilang akibat penyakit saluran pernapasan – suatu jumlah yang sangat signifikan dari sudut pandang kesehatan masyarakat. Dari sisi ekonomi pembiayaan kesehatan (health cost) akibat polusi udara di Jakarta diperkirakan mencapai hampir 220 juta dolar pada tahun 1999.

Mekanisme terjadinya gangguan kesehatan akibat polusi udara secara umum
Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala penyakit:
1. Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon.
2. Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH(polyaromatic hydrocarbons).
3. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh.
4. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.
5. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran napas.
6. Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.
7. Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.
8. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar makrofag pada paru).

Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan jangka panjang

Pajanan jangka pendek

1. Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
2. Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
3. Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah)
4. Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan)
5. Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)

Pajanan jangka panjang
1. Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular
2. Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru osbtruktif kronis)
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
4. Kanker

Polutan udara spesifik yang banyak berpengaruh terhadap kesehatan
1. Particulate Matter (PM)
Penelitian epidemiologis pada manusia dan model pada hewan menunjukan PM10 (termasuk di dalamnya partikulat yang berasal dari diesel/DEP) memiliki potensi besar merusak jaringan tubuh. Data epidemiologis menunjukan peningkatan kematian serta eksaserbasi/serangan yang membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita penyakit paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia), namun juga pada pasien dengan penyakit kardiovaskular/jantung dan diabetes. Anak-anak dan orang tua sangat rentan terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga pada daerah dengan kepadatan lalu lintas/polusi udara yang tinggi biasanya morbiditas penyakit pernapasan (pada anak dan lanjut usia) dan penyakit jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan. Penelitian lanjutan pada hewan menunjukan bahwa PM dapat memicu inflamasi paru dan sistemik serta menimbulkan kerusakan pada endotel pembuluh darah (vascular endothelial dysfunction) yang memicu proses atheroskelosis dan infark miokard/serangan jantung koroner. Pajanan lebih besar dalam jangka panjang juga dapat memicu terbentuknya kanker (paru ataupun leukemia) dan kematian pada janin. Penelitian terbaru dengan follow up hampir 11 tahun menunjukan bahwa pajanan polutan (termasuk PM10) juga dapat mengurangi fungsi paru bahkan pada populasi normal di mana belum terjadi gejala pernapasan yang mengganggu aktivitas.

2. Ozon
Ozon merupakan oksidan fotokimia penting dalam trofosfer. Terbentuk akibat reaksi fotokimia dengan bantuan polutan lain seperti NOx, dan Volatile organic compounds. Pajanan jangka pendek/akut dapat menginduksi inflamasi/peradangan pada paru dan menggangu fungsi pertahanan paru dan kardiovaskular. Pajanan jangka panjang dapat menginduksi terjadinya asma, bahkan fibrosis paru. Penelitian epidemiologis pada manusia menunjukan pajanan ozon yang tinggi dapat meningkatkan jumlah eksaserbasi/serangan asma.

3. NOx dan SOx
NOx dan SOx merupakan co-pollutants yang juga cukup penting. Terbentuk salah satunya dari pembakaran yang kurang sempurna bahan bakar fosil. Penelitian epidemologi menunjukan pajanan NO2,SO2 dan CO meningkatkan kematian/mortalitas akibat penyakit kardio-pulmoner (jantung dan paru) serta meningkatkan angka perawatan rumah sakit akibat penyakit-penyakit tersebut.

polusi lingkungan

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
1. jumlahnya melebihi jumlah normal
2. berada pada waktu yang tidak tepat
3. berada pada tempat yang tidak tepat

Sifat polutan adalah:
1. merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi

2. merusak dalam jangka waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi
dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh
sampai tingkat yang merusak.

Macam-macam Pencemaran
Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran.

a. Menurut tempat terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.

1. Pencemaran udara
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut.
a. Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi,
bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.

b. Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak
berbau, bersifat racun, merupakan hash pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam
udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat meng-
ganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu berlebihan di
bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas.
Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah
kaca.

c. Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair
membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat
mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur,
virus, bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan.

d. Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran akan meng-
hasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida ber$ama dengan udara serta
oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini
membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang
disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada
manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan,
perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih.

Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.

Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.

2. Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut.

a. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan
sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan
industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat
racun.

b. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.

c. Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian
terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral
yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming
alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis
karena sinar matahari terhalang.

Salah satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut.

Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar.

3. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
a. sampah-sampah pla.stik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng
b. detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit
diuraikan)
c. zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

4. Polusi suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.
b. Menurut macam bahan pencemar
Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut.

1. Kimiawi; berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi),
pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
2. Biologi; berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba
coli, dan Salmonella thyposa.
3. Fisik; berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.

c. Menurut tingkat pencemaran
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :

1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada
panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada
ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang
menyebabkan mata pedih.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa)
di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi
cacat.
3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
2. Parameter Pencemaran
Dengan mengetahui beberapa parameter yang ads pads daerah/kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Paramaterparameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut :
a. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam
berat.
b. Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu
jumlah oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah dengan
menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya
selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan
untuk mengukur banyaknya pencemar organik.

Menurut menteri kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm.

c. Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.

d. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton.

Kamis, 02 Desember 2010

Keseimbangan lingkungan

KESEIMBANGAN LIGKUNGAN
Lingkungan yang seimbang memiliki memiliki daya lenting dan daya dukung yang tinggi. Keseimbangan lingkungan ini di tentukan oleh seimbangnya energi yang masuk dan energi yang digunakan, seimbangnya antara bahan makanan yang terbentuk yang terbentuk dengan yang digunakan. Seimbangnya faktor-faktor biotik. Gangguan terhadap salah satu factor dapat menggangu keseimbangan lingkungan
1.Daya Lenting dan Daya Lingkungan
lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar mahluk hidup. Lingkungan terdiri factor biotik dan abiotik. Oleh karena lingkungan membentuk suatu sistem, maka di sebut sebagai system lingkungan atau ekosistem.
Telah kita bahas sebelumnya, bahwa ekosistem (system lingkungan) dapat tumbuh dan berkembang hingga mencapai klimaks, dan mencapai keseimbangan lingkungan.sistem lingkungan itu memiliki daya lenting, yakni daya untuk pulih kembali ke keadaan seimbang. Selain itu,sistem lingkungan juga memiliki daya dukung, yakni kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah mahluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar di dalamnya.
lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar mahluk hidup. Lingkungan terdiri factor biotik dan abiotik. Oleh karena lingkungan membentuk suatu sistem, maka di sebut sebagai system lingkungan atau ekosistem.
Telah kita bahas sebelumnya, bahwa ekosistem (system lingkungan) dapat tumbuh dan berkembang hingga mencapai klimaks, dan mencapai keseimbangan lingkungan.sistem lingkungan itu memiliki daya lenting, yakni daya untuk pulih kembali ke keadaan seimbang. Selain itu,sistem lingkungan juga memiliki daya dukung, yakni kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah mahluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar di dalamnya.

Contoh daya dukung lingkungan adalah sebagai berikut: seumpama ada sebidang tanah yang hanya di tumbuhi oleh rerumputan. Sebidang tanah itu hanya dapat menghidi 1000 ekor kelinci. Rumput, kelinci mikroorganisme dan benda-benda abiotik yang ada di padang rumput itu saling berinteraksi yang akan membentuk ekosistem yang seimbang. Misalkan dari 1000 ekor kelinci itu terdapat 100 ekor kelinci mati, mqaka akan ada kelebihan makanana rerumputan. Hal yamng demikian memungkinkan kelinci untuk berkembang baik. Maka meningkatlah populasi kelinci. Misalkan populasi kelinci mencapai 1100 ekor, berarti ada kelebihan 100 ekor kelinci. Di antara kelinci-kelinci tersebut terjadi kompetisi, berebut makanan. Yang dapat beradaptasi akan lestari, sedangkan yang tidak akan mati. Maka populasi kelinci itu akan menurun. Demikianlah, populasi kelinci naik turun pada batas keseimbangan ekosistem. Di katakana bahwa lingkungan padang rumput itu memiliki daya dukung untuk kehidupan 1000 ekor kelinci.
Jika populasi kelinci tertus meningkat, sehingga besarnya populasi kelinci telah melampaui daya dukung lingkungan, maka muncullah masalah lingkungan. Misalnya, di antara kelinci itu ada yang kelaparan, terjadi kompetisi memperebutkan makanan, ada yang berkelahi, dan ada yang mati terkenak penyakit. Back
.Daya Lenting dan Daya Lingkungan
lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar mahluk hidup. Lingkungan terdiri factor biotik dan abiotik. Oleh karena lingkungan membentuk suatu sistem, maka di sebut sebagai system lingkungan atau ekosistem.
Telah kita bahas sebelumnya, bahwa ekosistem (system lingkungan) dapat tumbuh dan berkembang hingga mencapai klimaks, dan mencapai keseimbangan lingkungan.sistem lingkungan itu memiliki daya lenting, yakni daya untuk pulih kembali ke keadaan seimbang. Selain itu,sistem lingkungan juga memiliki daya dukung, yakni kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah mahluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar di dalamnya.


2.Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Daya Lenting Dan Daya Dukung Lingkungan
Daya dukung lingkungan dapt di tingkatkan. Manusia selalu ber usaha meningkatkan daya dukung lingkunganya, terutama terhadap lingkungan buatan. Misalnya, agar padang rumput dapat menampung lebih dari 1000 ekor kelinci tanpa kompetisi, tanahnya di beri pupuk agar rumput tumbuh lebih subur. Pemberian pupuk pda ekosistem pertanian, pemberantasan hama, penyakit pemilihan bibit, dan pengairan, merupakan beberapa contoh usaha manusia untuk meningkatkan daya dukung lingkungan. Namun harus selalu di ingat, kemampuan (kapasitas) lingkungan terbatas. Daya dukung lingkungan tidak mungkin terusmenerus di tingkatkan tanpa batas.

Pada zaman dahulu, populasi manusia di bumi senantiasa tetap. Sejak abad 1 hingga tahun 1650 masehi, penduduk bumi di perkirakan tetap 0,5 milyar jiwa. Jika selama kurang lebih 16 abad lebih penduduk bumi tetap sama. Ini merupakan suatu bukti adanya keseimbangan antara populasi manusia dengan lingkungannya. Akan tetapi,setelah terjadi perkembangan iptek dan revolusi industri, populasi manusia terus-menerus meningkat. Hanya 250 tahun setelah itu (sekitar tahun 1900) populasi manusia telah mencapai 1 milyar. Artinya, di perlukan 250 tahun untuk berlipat dua kaili. Pengetahuan manusia terusmeningkat. Karena laju pertumbuhan penmduduk terus meningkat, hanya dalam waktu 70 tahun penduduk dunia mencapai 3,5 milyar. Di perkirakan 33 tahun setelah itu, jadi tahun 2003, jika laju pertumbuhan tetap seperti tahun 1970, jilah penduduk dunia mencapai 7 milyar. Ironisnya, Negara yang memiliki jumlah penduduk besar adalah Negara-negara miskin.
Dari angka-angka itu dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk akan terus bertambah dan tidak pernah berkurang. Dengan demikian, kebutuhan dasar manusia seperti makanana, sandang dan perumahan akan terus bertambah besar. Akibatnya bahan-bahan (sumber daya alam) akan semakin banyak di ambil dari lingkungan.
Perkembangan iptek memicu industrialisasi. Untuk memenuhi kebutuhan populasi yang terus meningkat, harus di produksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah besar melalui industri. Akibatnya sebagai berikut.
1.Sumberdaya alam yang di ambil dari lingkungan semakin besar baik macam maupun jumlahnya.
2.Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan.
3.Populasi manusia juga mengeluarkan limbah, yaitu limbah rumah tangga dan limbah manusia yang mencemari lingkungan.
4.Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami, misalnya insektisida dan obat-abatan, yang dapat meracuni lingkungan. Akibat berikutnya, lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.
Semua itu berpengaruh pada daya lenting dan daya lingkungan semakin kecil, artinya waktu yang di gunakan oleh lingkungan untuk pulih kembali semakin lama. Karena kerusakan lingkungan, daya lingkungan semakin kecil. Artinya, lingkungan tidak mampu lagi menyediakan kebutuhan hiduporganisme yang ada di dalamnya. Ini disebapkan oleh kapasitas (kemampuan) lingkungan ada batasnya. Apabila lingkungan terus di ganggu, lingkungan tidak lagi memiliki daya lenting sehingga tidak dapat mencapai keseimbangan. Pada mulanya, organisme mampu untuk beradaptasi untuk terhadap perubahan lingkungan. Akan tetapi, perubahan lingkungan oleh karena perbuatan manusiaitu berlangsung cepat, sehingga organisme tidak mampu lagi mengikuti bperubahan lingkungan.
Sejak tahun 1970-an manusia di hadapkan pada masalah lingkungan yang mengewatirkan yaitu kerusakan lingkungan dan pencemaran. Penyebapnya adalah ledakan populasi manusia, kemajuan imtek, dan industrialisasi.
Kerusakan lingkungan dan pencemaran membawa banyak perubahan pada lingkungan. Misalnya, beberapa spesies hewan dan tumbuhan punah dan adanya bahan pencemar pada sayuran, ikan, dan daging yang dikonsumsi.
Bahan pencemar tersebar mengikuti jarring-jaring makanan dan siklus biokimia, melintasi wilayah Negara dan benua. Dampak pencemaran tidak hanya di rawsakan secara local, atau regional, melaikan juga di rasakan secara global.
Contoh munculnya masalah global adalah sebagai berikut, gas CO2 yang di hasilkan dari proses pembakaran, meningkatkan kadar CO2 di atmusfer. Akibatnya, bumi di srelimuti gas dan debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2 semakin tinggi karena banyak hutan di tebang. Sehingga tidak dapat menyerap CO2. karenanya, cahaya cahaya matahari yang masuk ke bumi tidak dapat di pantulkan lagi ke angkasa, sebap terperangkap gas-gas dan debu tadi. Seolah-olah bumi di selubungi oleh ”kaca” yang berupa gas pencemar yang menyerap panas. Akibatnya suhu bumi semakin meningkat. Inilah yang di sebut sebagi efek rumah kaca. Lihat gambar 12.3.Jika suhu terus meningkat, es kutup akan mencair. Jika es di daerah kutup mencair, mak permukaan air laut meningkat. Meningkatnya permukaan air laut menenggelamkan daerah pantai yang rendah.

pola interaksi ekosistem

POLA INTERAKSI EKOSISTEM
Ekosistem dapat terjadi karena adanya aksi interaksi. Di dalam aksi interaksi terjadi aliran energi dan daur materi.

Aksi interaksi memiliki pola-pola interaksi sebagai berikut:
1. Rantai makanan
Yaitu proses makan (konsumen) dan dimakan (produsen)

2. Aliran Energi
Merupakan proses mengalirnya energi dimulai dari cahaya matahari ke produser (diubaha dalam bentuk energi kimia), konsumen, kemudian tersebar ke lingkungan dalam bentuk panas

3. Jaring-jaring makanan
Merupakan bentuk rantai makanan yang sangat kompleks. Semakin kompleks jaring-jaring makanan menunjukkan semakin kompleksnya aliran energi dan aliran makanan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya kestabilan komunitas dan kestabilan ekosistem. Artinya, jika salah satu spesies hilang, jaring-jaring makanan masih tetap bisa berjalan. Sebaliknya, jika jaring-jaring makanan itu sederhana, jika salah satu spesies hilang, maka aliran energi dan aliran makanan di dlam ekosistem tersebut akan kacau.

4. Piramida Ekologi
Didalam ekosistem alami, biasanya produser yang menepati tingkat trifik pertama memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan konsumer I, dan konsumer I memiliki jumlah lebih besar dari jumlah konsumer II. Jika digambarkan, akan berbentuk piramida dengan bentuk ujung yang semakin meruncing. Itulah sebababnya disebut dengan piramida ekologi.

isilah-istilah ekologi

KAMUS ISTILAH

Autotrof: dapat menagkap energi sinar matahari dan menggunakan bahan anorganik untuk membentuk bahan organik yang kompleks.
Bahan anorganik: bahan yang tidak bisa diuraikan oleh pengurai, contohnya; C, N, CO2, H2O
Bahan organik: meupakan bahan yang bisa diuraikan oleh pengurai, contohnya; protein, lipida, karbohidrat, dan humus.
Biofag: memakan makhluk yang masih hidup
Bimassa: berat total dari tubuh makhluk hidup atau berat total tubuh makhluk hidup dalam suatu ekosistem.
Ekosistem: hubungan antar komunikat (komponen) ekologi yang melakukan interaksi dengan lingkungannya yaitu komponen abiotik.
Beterotrof : menggunakan, menata kembali dan memecah bahan organik bagi kepentingan hidup yang menjadi fenomena menonjol.
Individu: satu kesatuan fungsi organ-organ yang bekerjasama untuk membentuk fungsi kehidupan
Karbindioksida: senyawa gas yang memiliki rumus kimia CO2, sangat diperlukan tumbuhan dalam proses fotosintesis, gas ini juga dihasilkan dalam respirasi hewan dan manusia.
Komponen biotik: komponen yang terdiri dari makhluk yang hidup dan dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu: produsen, konsumer makro, dan konsumer mikro.
Komunitas: interaksi antar populasi di dalam suatu areal tertentu
Komponen abiotik: komponen yang terdiri dari makhluk tak hidup, contoh: bahan anorganik dan rezim iklim.
Komsumer makro atau fagotrof: yaitu kelompok konsumen yang umumnya merupakan hewan heterotrof yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora.
Konsumer mikro: atau disebut juga dengan dekomposer atau osmotrof terutama golongan mikroba yaitu bakteri dan fungi.
Konsumen primer: adalah tingkat trofik yang memakan produsen (tumbuhan), yang termasuk konsumen primer adalah herbivora
Konsumen sekunder: adalah tingkat trofik yang memakan konsumen primer (herbivora), yang termasuk konsumen sekunder adlah karnivora.
Konsumen terseier: adalah tingkat trofik pengurai
Mineral: unsur-unsur yang diperguakan oleh makhluk hidup, misalnya belerang (S), fosfat (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (Fe), Natrium (Na), khlor (Cl), dan sebagainya yang semuanya diperoleh makhluk hidup dalam bentuk ion-ion. Fungsi mineral antara lain; untuk katalisator reaksi metabolisme, penyusun tubuh, menjaga keseimbangan asam basa, dan mengatur faal tubuh.
Oksigen: senyawa gas yang memiliki rumus kimia O2 merupakan gas yang berguna dalam pernafasan makhluk hidup untuk mendapatkan energi.
Populasi: interaksi antar individu di dalam satu spesies pada suatu areal tertentu.
Produsen: adalah tumbuhan hijau yang dapat berfotosintesis, menghasilkan zat makanan (amilum), dan oksigen
Saprofag : memakan makhluk yang sudah mati.
Rezim iklim : keadaan yang berhubungan dengan suhu, kelembapan, curah hujan, dan sebagainya 24. Teknik sampling : teknik pengambilan kelompok kecil yang dapat mewakili keompok besar (populasi) yang memiliki kesamaan dari segala hal.

DAUR BIOGEOKIMIA

DAUR BIOGEOKIMIA
Zat karbon ( C ), air ( H2O ), Belerang ( S ), Nitrogen ( N2 ), Oksigen ( O2 ), dan zat-zat lainnya yang diperlukan makhluk hidup secara terus menerus didaur ulang di dalam ekosistem. Untuk itu kita akan mempelajari daur biogeokimia dari daur N2, CO2, O2, S, dan fosfor. Fungsi dari daur biogeokimia adalah untuk melestarikan makhluk hidup dan ekosistem.

Dari segi biosfir sebagai keseluruhan daur biogeokimia itu dapat digolongkan dalam dua golongan dasar yaitu tipe-tipe berbentuk gas yang tempat terjadinya di atmosfir atau hidrosfir (lautan) dan tipe-tipe sedimen yang terjadinya di dalam kulit bumi. Tipe bentuk gas contohnya daur karbon, nitrogen, oksigen. Tipe bentuk sedimen contohnya daur sulfur dan fosfor.

Daur tipe gas agak cepat menyesuaikan terhadap gangguan-gangguan sebab adanya wilayah atmosfir yang luas serta relatif lebih sempurna dalam arti global sebab adanya pengendalian umpan balik negatif alam. Sebagai contoh : Peningkatakan dalam produksi CO2 oksidasi atau pembakaran, misalnya cenderung untuk disebarkan oleh gerakan udara dan peningkatan pengeluaran penggantian kenaikan pengambilan oleh tumbuh-tumbuhan dan pembentukan karbonat di dalam lautan.

Daur tipe sedimen cenderung untuk lebih kurang sempurna dan lebih mudah diganggu oleh gangguan setempat sebab sebagian besar bahan terdapat dalam tempat dan relatif tidak aktif dan tidak bergerak di dalam kulit bumi. Akibatnya, beberapa bagian dari bahan yang dapat dipertukarkan cenderung " hilang" untuk waktu yang lama apabila gerakan menurunnya jauh lebih cepat dari pada gerakan "naik" kembali.

Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa menjadi unsur-unsur. Dalam daur belerang misalnya, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut :

1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.

2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio

3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli

4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.

Seperti pada daur nitrogen, contoh beberapa mikroorganisme tersebut adalah :

1. Nitrosomanas mengubah amonium menjadi nitrit

2. Nitrobacter mengubah nitrit menjadi nitrat

3. Rhizobium menambat nitrogen dari udara

4. Bakteri hidup bebas pengikat nitrogen seperti Azotobakter (aerobik) dan Clostridium (anaerobik)

5. Algae biru hijau pengikat nitrogen seperti Anabaena, Nostoc dan anggota-anggota lain dari ordo Nostocales

6. Bakteri ungu pengikat nitrogen seperti Rhodospirillum